KabarDKI.com - Ramainya soal serangan ransomware ke Pusat Data Nasional yang mengganggu pelayanan publik membuat kita sebaiknya berhati-hati. Sebab, serangan ransomware juga sangat mungkin menyasar ke individu atau bisnis.
Menurut Praktisi IT DR. Simon Simaremare, ada beberapa strategi efektif untuk mengamankan penyimpanan data dari serangan ransomware.
Baca Juga: OPPO A3 Pro 5G Resmi Diluncurkan, Diperkuat Fitur AI Terbaru!
"Saat ini, dunia tengah diguncang oleh gelombang serangan 'ransomware' yang telah mengganggu operasi berbagai lembaga pemerintah dan swasta," tukasnya seperti dikutip dari Antara.
Pria yang pernah bekerja di beberapa raksasa IT dunia seperti Cisco dan Microsoft tersebut memberikan beberapa cara untuk menghindari data tercuri karena ransomware.
1. Metode Snapshot, Safe Mode pada Primary Storage
Snapshot yakni memfoto keadaan server sebelum dilakukan perubahan. Snapshot yang diambil harus dipastikan menggunakan fitur safe mode, sehingga snapshot yang diambil takkan bisa dihilangkan atau dihapus oleh ransomware.
2. Backup Immutable Copy
Backup ini bukan sekadar backup biasa, tetapi sebuah backup yang tidak bisa dihapus atau diubah. Metode Immutable Copy juga membuat data tidak bisa dienkripsi oleh malware karena telah diberikan lapisan perlindungan tambahan.
3. Fast Backup dan Fast Recovery
Dua hal ini sangat bergantung satu sama lain. Melakukan fast backup tanpa fast recovery tidak dapat memulihkan data dengan cepat ketika terkena serangan ransomware. Sebab, memulihkan data dengan cepat merupakan kunci untuk mengatasi serangan ransomware.
4. Enkripsi Data
Mengatasi pencurian data bisa dicegah dengan melakukan enkripsi pada semua data yang dimiliki. Enkripsi AES (metode enkripsi dan mendeskripsikan informasi) 256-bit bisa digunakan untuk memastikan data tetap aman bahkan saat tercuri.***