Harees Hidangan Timur Tengah Tertua Jadi Menu Wajib Ramadhan di Pakistan

- 23 Maret 2023, 15:25 WIB
Harees Hidangan Timur Tengah Tertua
Harees Hidangan Timur Tengah Tertua /Arab news



KabarDKI.com - Meski terik, Timur Tengah merupakan kawasan yang kaya akan makanan tradisional khas Ramadhan. Salah satunya Harees, di Karachi, Pakistan, makanan yang disajikan pada bulan puasa, dimana resepnya diturunkan dari generasi ke generasi.

Harees merupakan salah satu hidangan Timur Tengah tertua. Hal ini sudah dibuktikan dalam buku masak Arab paling awal yang diketahui, "Kitab Al-Tabih" (Kitab Hidangan) yang disusun di Baghdad pada abad ke-10.

Nama harees berasal dari kata Arab "harasa," yang artinya menumbuk, atau meremas. Layak dengan namanya, pembuatan harees, gandum digiling dengan daging kambing atau kelinci kemudian dimasak dengan api kecil hingga lembut.

Baca Juga: Waktu yang Pas Minum Kopi di Bulan Ramadhan

Hidangan ini diperkenalkan ke anak benua India oleh para imigran dari Timur Tengah yang pada abad ke-17 tiba di Hyderabad, bekas negara di wilayah selatan-tengah Deccan di India sekarang.

Keturunan mereka pindah ke Pakistan usai pemisahan India Britania pada tahun 1947 dan menetap di pelabuhan Karachi di daerah yang sekarang dikenal sebagai Koloni Hyderabad.

Shaikh Saeed bin Mohsin Baqirf Alamudi, yang ayahnya termasuk di antara mereka yang bermigrasi dari Hyderabad ke lingkungan Karachi, menelusuri asal-usul keluarganya ke Yaman.

“Ketika ayah saya masih hidup, budaya Yaman tetap menjadi bagian dari rumah kami,” katanya seperti dikutip dari Arab News.

Alamudi memperkirakan sekarang ada 500 keluarga dengan nenek moyang yang sama di Karachi. Namun banyak dari anggota mereka tidak lagi berbicara bahasa Arab.

Baca Juga: 3 Tips Penyajian Menu Sahur dan Buka Puasa untuk Buah Hati

“Kami masih mengikuti beberapa hal dari budaya kami, seperti pakaian dan makanan kami,” tambahnya.

Pada hari-hari biasa, sebagian besar pembeli adalah keturunan Arab, tetapi selama Ramadhan, anggota dari setiap komunitas Pakistan tiba di Koloni Hyderabad untuk berbuka puasa dengan kelinci atau membawanya pulang untuk makan malam berbuka puasa.

“Saya menjual 4-4,5 maund (hingga 180 kg) kelinci setiap hari,” papar Ali.

Tepat di sebelah Pojok Makanan Munnu Bhai, ada dua tempat makan lain yang menyajikan hidangan yang sama. Mereka menunjukkan betapa populernya Harees di daerah tersebut. Bagi Saleh Abdullah Bawazir, yang merupakan orang Arab Pakistan menilai harees dan komunitasnya tidak dapat dipisahkan.

"Itu wajib. Kita tidak bisa hidup tanpanya,"pungkasnya.***

Editor: Tatang Adhiwidharta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x