Dokter Gizi: Konsumsi Gula Picu Berbagai Penyakit

- 5 Mei 2023, 20:44 WIB
Dokter Gizi: Konsumsi Gula Picu Berbagai Penyakit
Dokter Gizi: Konsumsi Gula Picu Berbagai Penyakit ///Pixabay/ Myriams-Fotos


KabarDKI.com - Konsumsi gula sangat sulit untuk dihindari karena tiap makanan mengandung zat satu ini. Dokter Gizi Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK (K) mengingatkan bahwa mengonsumsi gula berlebih memicu berbagai penyakit, antara kegemukan, diabetes sampai kanker.

“Gula itu bisa memicu kegemukan, memicu adanya kanker karena sel kanker itu makanannya sebenarnya gula. Bisa juga menyebabkan penuaan dini, penuaannya berjalan lebih cepat. Banyak sekali,” ungkap Samuel seperti dikutip dari Antara, Jumat 5 Mei 2023.

dr. Samuel menambahkan, gula membuat seseorang menjadi lebih emosional.

“Gula juga membuat kita lebih emosional. Membuat kita merasa segar sehabis makan, tapi setelah beberapa jam kita bisa lemas,” kata Samuel.

 

Baca Juga: Konferensi Organisasi Vegan Dunia di Jakarta dan Bali Ingin Tingkatkan Kesadaran Manfaat Hidup

Melihat risiko yang mengintai akibat konsumsi gula yang berlebihan, produsen makanan membuat produk pengganti gula. Samuel menganjurkan masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan untuk mengonsumsi makanan yang manis sebab jika diganti dengan pengganti gula, seseorang tetap mengonsumsi gula dalam bentuk yang lain.

“Pengganti gula itu mengandung pemanis. Apakah aman? Sementara ini penelitiannya ya aman. Tapi kalau menurut saya yang terbaik adalah melupakan rasa manis di mulut,” kata Samuel.

Jika kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis tidak dihilangkan, maka suatu saat seseorang akan kembali mencari gula (makanan manis).

Dokter gizi yang menyelesaikan pendidikan doktor ilmu gizi di Universitas Indonesia, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK (K), yang dihubungi terpisah, menjelaskan bahwa penggunaan gula sebagai pelengkap bumbu masakan masih diperbolehkan asal jumlahnya tidak berlebihan.

 Baca Juga: Masyarakat Diminta untuk Tidak Berlebihan Konsumsi Tempe, Begini Penjelasan Ahli Gizi



Asupan gula yang simpleks (sederhana), kata Inge, berjumlah kurang dari lima persen dari total kebutuhan kalori seseorang. Misal seseorang memiliki kebutuhan 2.000 kalori, lima persen dari 2.000 adalah 100.

Jumlah 100 tersebut dibagi lagi menjadi empat sehingga gula simpleks menjadi 25 gram. Dengan penghitungan itu, maka asupan gula simpleks untuk 2.000 kilokalori adalah 2,5 sendok makan dalam sehari.

Itu dibagi empat menjadi 25 gr. Ya itulah yang boleh dalam bentuk simpleks. Itu kira-kira 2,5 sdm sehari untuk 2000 kkal. Misal orang itu kebutuhannya kurang dari itu, ya kurang lagi,” terangnya.

Inge mengatakan gula yang perlu dihindari adalah yang berbentuk siap diserap, seperti yang ditemukan pada minuman bersoda atau minuman manis boba.***




Editor: Tatang Adhiwidharta

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x