Penggunaan Bedak Tabur Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium di Area Ini

- 10 April 2023, 20:00 WIB
Penggunaan Bedak Tabur Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium di Area Ini
Penggunaan Bedak Tabur Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium di Area Ini /Pexels


KabarDKI.com - Heboh soal baahayanya bedak tabur yang banyak digunakan bayi dari produksi Johnson and Johnson, memicu bahaya kesehatan telah lama terdengar.

Menurut perkembangan kabar terbaru, pihak perusahaan Johnson and Johnson bersedia membayar kompensasi pada berbagai pihak yang mengklaim pemakaian bedak tabur yang telah menyebabkan kanker.

Kabar ini pun ditanggapi oleh peneliti dan ahli kesehatan senior, Ahli Onkologi, Prof Zubairi Djoerban lewat sebuah utas dalam cuitan Twitter miliknya @ProfesorZubairi.

 Baca Juga: Jelang Ramadhan, Begini Cara Agar Mendapatkan Keuntungan Kesehatan dari Berpuasa



"Sedekade berlalu, Johnson & Johnson akhirnya setuju membayar kompensasi kepada puluhan ribu orang yang mengklaim bedak talk perusahaan itu menyebabkan kanker. Ya, pemakaian talk jadi faktor tambahan terjadinya kanker ovarium,” tulis cuitan Prof. Zubairi, seperti dikutip pada Senin 10 April 2023.

Dalam penjelasannya, Prof. Zubairi Djoerban menilai bahwa pemakaian bedak tabur di area organ genital bisa membuat risiko terkena kanker ovarium bertambah.

"Pemakaian talk (bedak tabur) di sekitar organ genital atau di sekitar Miss V bisa meningkatkan risiko kanker ovarium," paparnya.

 Baca Juga: Dokter Spesialis: Pasien Tuberkulosis Bisa Berpuasa Asalkan Perhitungkan Jadwalnya



Prof. Zubairi Djoerban yang juga pakar kanker dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menambahkan jika merujuk pada American Cancer Society, bedak tabur bisa sebabkan kanker apabila partikel bedak melewati Miss V, rahim, dan saluran tuba ke ovarium.

Kendati demikian, ada keberagaman temuan penelitian soal kemungkinan hubungan antara bedak dan kanker ovarium. Bahkan sebuah penelitian melaporkan sedikit peningkatan risiko, tapi ada beberapa yang melaporkan tak ada peningkatan risiko.

"Banyak case-control studies yang menemukan sedikit peningkatan risiko. Lalu, studi kohort prospektif umumnya tidak menemukan peningkatan yang signifikan dalam risiko kanker ovarium secara keseluruhan,"jelas Prof. Zubairi.***

Editor: Tatang Adhiwidharta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x