Ilmuwan China Membuat Varian Covid Baru yang Mematikan, Pakar Epidemiologi: Ini Sungguh Mengerikan

- 18 Januari 2024, 12:54 WIB
Ilustrasi virus Covid-19. Dinkes Garut temukan kembali satu kasus Covid-19
Ilustrasi virus Covid-19. Dinkes Garut temukan kembali satu kasus Covid-19 /

KabarDKI.com - Virus Covid-19 yang diduga berasal dari Provinsi Wuhan, China membuat pandemi dalam skala besar terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kini kabarnya ilmuwan China disebut membuat varian covid baru yang mematikan.

Dalam hasil penelitian yang dilakukan, tikus yang terpapar virus Covid baru itu akan mati dalam waktu yang cepat. Dikutip dari penelitian yang juga diterbitkan New York Post, virus covid mematikan ini disebut "varian baru Covid-19" itu diberi nama GX_P2V.

Virus ini ditemukan dalam jumlah besar di paru-paru dan otak tikus yang direkayasa untuk mencerminkan susunan genetik manusia.

Baca Juga: Terdeteksi Ratusan Kasus Covid-19 di Jakarta, Warga Diminta Tidak Panik

“Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama yang menunjukkan bahwa virus corona trenggiling yang terkait dengan SARS-CoV-2 dapat menyebabkan 100% kematian pada tikus hACE2, sehingga menunjukkan adanya risiko GX_P2V menular ke manusia,” tulis penelitian tersebut.

Laporan menyebutkan bahwa virus mematikan ini merupakan versi mutasi dari GX/2017, sejenis virus corona yang ditemukan di Trenggiling tiga tahun sebelum pandemi terjadi. Penelitian ini menyebut semua tikus yang terinfeksi virus tersebut mati hanya dalam waktu delapan hari.

GX_P2V telah menginfeksi paru-paru, tulang, mata, trakea, dan otak tikus yang mati, yang pada akhirnya menyebabkan kematian.

Pada hari-hari sebelum kematiannya, tikus-tikus tersebut dengan cepat mengalami penurunan berat badan, menunjukkan postur tubuh bungkuk, dan terasa lesu.

Bahkan dalam laporan tersebut juga mencatat bahwa mata tikus-tikus tersebut menjadi putih seluruhnya sehari sebelum mereka mati. Namun hasil penelitian tersebut dipertanyakan oleh beberapa ilmuwan lainnya.

Halaman:

Editor: Endah

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah