Honor Perangkat Pertandingan Liga 1 Belum Dibayar, Total Rp1,62 Miliar

- 27 April 2023, 20:23 WIB
Honor Perangkat Pertandingan Liga 1 Belum Dibayar, Total Rp1,62 Miliar
Honor Perangkat Pertandingan Liga 1 Belum Dibayar, Total Rp1,62 Miliar /tangkapan layar YouTube T10 TV./


KabarDKI.com - Setelah juara Liga 1 2022/2023 tanpa hadiah uang, kini muncul lagi masalah honor perangkat pertandingan atau match commisioner dan volunter Elite Pro Academy (EPA) 2022/2023 belum dibayarkan.

Save Our Soccer #SOS menerima laporan, dimana honor perangkat pertandingan Liga 1 2022/2023 belum dibayarkan. Totalnya, mencapai Rp 1,62 miliar.

"Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan. Bahkan, ada perangkat pertandingan yang ingin menggadaikan BPKB kendaraan dan surat tanah demi memenuhi kebutuhan keluarga untuk lebaran. Inilah wajah buruk tata kelola sepakbola Indonesia," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer dalam rilisnya, Kamis 27 April 2023.

Baca Juga: LIB Setujui Lakukan Audit Transparansi Keuangan Usai Pernyataan Erick Thohir Soal Keuangan Krusial


Save Our Soccer mencatat rincian honor perangkat pertandingan Liga 1 yang belum dibayarkan. Itu terdiri dari pekan 31 sampai pekan 34.

Rincian honor perangkat pertandingan yang belum dibayar sebagai berikut:

1. Wasit Utama= Rp10 juta
2. Asisten Wasit 2 orang x Rp7,5 juta= Rp15 juta
3. Wasit Tambahan 2 orang x Rp5 juta= Rp10 juta
4. Wasit cadangan= Rp5 juta
5. Match Commisoner= Rp5 juta

Adapun total satu laga biaya yang harus dikeluarkan untuk perangkat pertandingan Rp45 juta dikali empat pekan dikali sembilan pertandingan per pekan, total Rp1,62 miliar.

"Entah apa alasan dari PT LIB menunda pembayaran honor perangkat pertandingan. Tapi, budaya buruk ini tidak boleh terulang kedepan. Penundaan pembayaran honor perangkat pertandingan membuka celah terjadinya pengaturan skor. Baik itu match acting, match setting, maupun match fixing," kata Akmal.

Baca Juga: Kunjungi PSSI, Auditor Firma Ernst & Young Mulai Lakukan Audit

Menelaah jumlah pemasukan uang dari sponsor Liga 1 musim ini seharusnya tidak ada keterlambatan pembayaan. PT LIB dari kompetisi mendapatkan sekitar Rp 370 miliar. Rinciannya, Rp220 miliar dari hak siar dan Rp150 miliar dari sponsor BRI.

Bila setiap klub hanya mendapatkan Rp5,5 miliar sebagai subsidi, artinya dana yang keluar hanya Rp99 miliar, menurut Akmal masih ada Rp270 miliar.

"LIB harus membuka laporan keuangannya secara transparan kepada pemilik saham. Kemana saja uang sponsor Liga 1 digunakan. Dan, harus ada langkah hukum bila terjadi penggelapan. Ini demi sepakbola Indonesia yang sehat, profesional an bermartabat," jelas Akmal.

Save Our Soccer mendukung langkah Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang mengaudit keuangan  PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan melibatkan dengan firma audit ternama Ernst & Young.

"Semoga audit yang dilakukan bisa membuka borok sepakbola Indonesia. Kalau sakitnya sudah stadium 4 dan harus diamputasi maka pengurus PSSI harus berani melakukannya. Ini demi kebaikan  sepakbola Indonesia," kata Akmal.

Save Our Soccer berharap audit yang dilakukan bisa dibuka secara transparan. Apalagi PSSI adalah Lembaga Publik yang menurut Komisi Informasi Publik (KIP) harus terbuka soal keuangan.

"Contoh FAS (PSSI-nya Singapura) yang membuka laporan keuangan mereka di situs federasi untuk diketahui publik,"pungkas Akmal Marhali.***


Editor: Tatang Adhiwidharta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x