Sementara itu, dari sisi pengembangan teknologi, Lisye menjelaskan, Jasa Marga mengolah total 52 unit Traffic Counting yang berfungsi sebagai indikator yang akan menjadi rekomendasi pengaturan dan rekayasa lalu lintas. Traffic Counting ini terintegrasi langsung dengan Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) melalui Jasamarga Integrated Digitalmap (JID) untuk selanjutnya diolah dan disampaikan kembali hasilnya kepada pimpinan puncak untuk pengambilan rekayasa lalu lintas.
“Informasi ini kemudian disebarkan kepada pengguna jalan untuk membantu mereka merencanakan perjalanan. Di antaranya yaitu melalui Aplikasi Travoy yang menyediakan informasi lalu lintas real time dari pantauan lebih dari 1.900 CCTV di seluruh ruas jalan tol, Dynamic Message Sign (DMS) berbasis Estimated Time Arrival (ETA) yang terintegrasi dengan Rest Area Management System (RAMS) sehingga dapat menambahkan estimasi waktu perjalanan dan kapasitas rest area, hingga One Call Center 24 Jam Jasa Marga di nomor 14080,” tambahnya.
Jasa Marga juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pemangku kepentingan terkait. Empat bulan sebelum arus mudik, seluruh instansi yang terlibat sudah membahas intensifikasi perencanaan arus mudik, dengan berbagai skenario, untuk mengantisipasi peningkatan lalu lintas yang berpotensi terjadi pasca dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 lalu.
“Koordinasi ini dilakukan khususnya dengan Kepolisian, sebagai pemegang diskresi atas langkah rekayasa lalu lintas, juga dengan semua pemangku kepentingan lainnya, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR dan Badan Pengatur Jalan Tol, bahkan dengan Polda dan pemerintah daerah setempat,” ungkap Lisye.***