Dirty Vote Trending di Media Sosial X, Film Dokumenter 3 Pakar Hukum Ungkap Rusaknya Demokrasi

- 11 Februari 2024, 14:25 WIB
Dirty Vote Trending di Media Sosial X, Film Dokumenter 3 Pakar Hukum Ungkap Rusaknya Demokrasi
Dirty Vote Trending di Media Sosial X, Film Dokumenter 3 Pakar Hukum Ungkap Rusaknya Demokrasi /Tangkapan Layar

KabarDKI.com - Dirty Vote menjadi trending topic di media sosial X, sebuah film dokumenter tentang kecurangan Pemilu 2024. Film ini tayang pada Minggu (11/2) dan dapat diakses di akun YouTube Dirty Vote.

Dirty Vote ini merupakan dokumenter eksplanatori yang disampaikan oleh tiga orang ahli hukum tata negara yakni Bivitri Susanti (Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera), Feri Amsari (Fakultas Hukum Universitas Andalas), dan Zainal Arifin Mochtar (UGM).

"Ketiganya menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi," tulisnya.

Baca Juga: Film Dokumenter Stephen Curry: Underrated Akan Tayang, Cek Tanggal Rilis dan Streamingnya di Sini

Dalam film Dirty Vote ini, ketiga akademisi ini menjelaskan penggunaan kekuasaan dikerahkan untuk mempertahankan status quo. Penjelasan yang dimaksud berpijak pada sejumlah fakta dan data.

Bivitri mengatakan secara sederhana bahwa Dirty Vote merupakan sebuah rekaman sejarah perihal rusaknya demokrasi di Indonesia.

"Bercerita tentang dua hal. Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung. Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi,"ujar Bivitri.

"Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis,"tambahnya.

Bivitri mengingatkan sikap publik saat ini menjadi sangat penting untuk merespons praktik palsu dalam pelaksanaan pemilu. Ia mengharapkan publik bisa bersuara lantang dan bertindak agar cita-cita luhur negara dapat terus hidup dan bertumbuh.

Senyampang, pesan yang sama disampaikan juga oleh Feri Amsari. Menurutnya esensi pemilu merupakan rasa cinta Tanah Air. Lantas kecurangan pemilu sama saja dengan merusak citra bangsa Indonesia.

"Dan rezim yang kami ulas dalam film ini lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya. Tidak pernah ada kekuasaan yang abadi. Sebaik-baiknya kekuasaan adalah, meski masa berkuasa pendek, tapi bekerja demi rakyat. Seburuk-buruknya kekuasaan adalah yang hanya memikirkan diri dan keluarganya dengan memperpanjang kuasanya," paparnya.

Baca Juga: TPN Ganjar-Mahfud Minta KPU dan Bawaslu Awasi Hasil Quick Count Liar

Film dokumenter Dirty Vote ini disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Ini menjadi film keempat yang disutradarai, sebelumnya sempat gempar dengan Sexy Killer pada momentum pemilu lalu.

Sementara itu, Ketua Umum SIEJ sekaligus produser, Joni Aswira, mengatakan film dokumenter Dirty Vote sesungguhnya menyajikan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksi dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.

"Biayanya patungan. Selain itu, Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis. Bahkan, lebih singkat dari penggarapan End Game KPK (2021)," kata Joni.

Tercatat ada sebanyak 20 lembaga lain yang terlibat kolaborasi dalam film tersebut adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda Untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Bagi yang penasaran ingin menyaksikan film Dirty Vote, kamu bisa saksikan di link berikut ini.***

 

Editor: Endah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah