Profil Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega, Pinjol yang Patok Biaya Layanan hingga 100 Persen

- 21 September 2023, 14:35 WIB
Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega
Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega /X/

KabarDKI.com - Profil Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega menjadi sorotan usai pinjaman online (pinjol) tersebut dinilai bermasalah.

Melansir situs resmi perusahaan, AdaKami dioperasikan oleh PT Pembiayaan Digital Indonesia (PT PDI).

Menurut keterangan yang tertera, PT PDI sudah berbadan hukum Indonesia, berizin, dan tunduk kepada ketentuan yang berlaku di bawah pengawasan OJK.

Baca Juga: Usai Dipanggil OJK, Bos AdaKami Buka Suara soal Dugaan Pelanggaran Penagihan Utang

Pria yang akrab disapa Dino tersebut mendirikan PT PDI pada 2018. Saat ini, Dino menjabat sebagai direktur utama pinjol tersebut.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dino dibantu oleh Li Meng Michael yang menjabat sebagai Direktur Operasional.

Sementara itu jajaran komisaris AdaKami adalah Komisaris Utama Isenta Hioe dan dua Komisaris Ho Tak Leung Simon dan Amelia Kurniawan.

Jejak Karier Dino

Dino diketahui juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Hubungan Luar Negeri.

Selain itu, Dino pernah menjabat sebagai Ketua National Secretariat for Sub-Regional Cooperation di bawah Kemenko Perekonomian pada 2005-2007.

Baca Juga: 3 Tipe Gaya Belanja Online yang Wajib Diketahui, Penuhi Kebutuhannya Bersama Shopee 10.10 Brands Festival

Ia kemudian menjadi direktur di PT Korporindo Konsultasi yang merupakan sebuah perusahaan manajemen investasi dari 2007 hingga 2015.

Menurut berbagai sumber, Dino juga sempat menjabat sebagai anggota dewan di PT Era Graha Realty Tbk sejak 2019 hingga saat ini.

Dalam segi pendidikan, Dino merupakan lulusan Teknik Sipil di University of Southern California pada 1984. Ia juga mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA) di Providence College Amerika Serikat pada 1986.

Praktik Tidak Wajar AdaKami

Diberitakan sebelumnya terdapat unggahan di Twitter bahwa ada praktik tidak wajar oleh AdaKami.

Praktik tersebut menimbulkan kerugian bagi debitur. AdaKami disebut mengenakan biaya layanan hingga hampir mencapai 100 persen dari pokok pinjaman.

Selain itu viral ada salah satu debitur AdaKami yang bunuh diri karena diteror debt collector (DC). Penagihan dilakukan secara bombardir hingga order fiktif via aplikasi pesan antar makanan online.***

Editor: Endah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah