Prabu Revolusi dan Ujang Komarudin: Tuduhan Pratikno 'Operator Politik Jokowi', Sebuah Strategi Menjatuhkan

- 6 Februari 2024, 15:47 WIB
Prabu Revolusi dan Ujang Komarudin: Tuduhan Pratikno 'Operator Politik Jokowi', Sebuah Strategi Menjatuhkan
Prabu Revolusi dan Ujang Komarudin: Tuduhan Pratikno 'Operator Politik Jokowi', Sebuah Strategi Menjatuhkan /antarafoto/hafidzmubarak



KabarDKI.com - Sekretaris negara Pratikno menjadi sorotan ketika dituduh menjadi penggerak politik untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kejadian, termasuk dalam usaha memperlancar pencalonan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, sebagai calon wakil presiden pasca-keputusan Mahkamah Konstitusi.

Aktivitas politik Pratikno dibahas melalui sebuah artikel opini di Tempo, yang menggambarkan peralihannya dari posisi rektor ke peran politik, sebagaimana dijabarkan dalam sebuah edisi Majalah Tempo bertajuk ‘Dari Rektor Menjadi Operator’.

Editor Senior Tempo, Bagja Hidayat mengatakan dalam sebuah kanal Youtube media bahwa Pratikno menandai contoh ekstrem dari pernyataan Otto Von Bismarck, Kanselir Jerman periode 1871-1890, tentang bagaimana politik dapat merusak karakter seseorang.

Baca Juga: Erick Thohir Laporkan Salah Satu Podcast ke Dewan Pers karena Mengarah ke Fitnah

“Menteri Sekretaris Negara Pratikno adalah perwujudan paling brutal dari peringatan Kanselir Jerman 1871-1890 Otto Von Bismarck yang mengatakan bahwa politics ruins the character atau politik bisa merenggut karakter seseorang,” ujar Bagja Hidayat dikutip dari kanal Youtube Tempodotco.

Prabu Revolusi, Dosen Komunikasi Politik Pascasarjana di Universitas Paramadina, memberikan tanggapan terhadap berita mengenai Pratikno sebagai penggerak politik pada Senin, 5 Februari 2024. Prabu menyoroti pentingnya konteks politik yang sensitif saat ini, terutama menjelang pemilihan, dan menekankan kebutuhan akan jurnalisme yang etis, yang harus berbasis pada data dan fakta yang dapat dibuktikan dan sumber yang dapat dipercaya.

“Kita perlu pahami bahwa konteksnya pemberitaan beredar di tahun tahun atau periode yang sangat sensitif politik tahun ini. Kita tahu ini beberapa hari kedepan kita akan ada pencoblosan sehingga sangat memungkinkan motif pemberitaan seperti ini dikarenakan ada motif kepentingan politik tapi saya ingin membahas dari sisi etika jurnalistik terlebih dahulu,”paparnya.

Dia mengkritik waktu pemberitaan yang mungkin dipilih karena alasan politik, mengingatkan bahwa berita tanpa dasar yang solid dapat dianggap sebagai gosip atau usaha untuk mempengaruhi pendapat publik sebelum pemilihan.

“Jika memang pemberitaan yang kita angkat itu betul betul memiliki kepentingan bagi publik sehingga narasumbernya terancam nyawa misalnya jika diungkapkan maka narasumbernya narasumber anonim.Tetapi jika seperti itu maka sangat disarankan ruang redaksi tersebut atau pemberitaan tersebut harus mencantumkan dari mana informasi itu berasal,”jelasnya.

Prabu mengajak masyarakat untuk mempertanyakan keaslian dan waktu dari laporan tersebut, menyarankan bahwa tujuannya mungkin untuk mempengaruhi hasil pemilihan. Dia menambahkan bahwa berita harus jelas dibedakan antara fakta dan opini, dengan menggarisbawahi pentingnya mematuhi etika jurnalisme dalam pelaporan.

“Harusnya tidak boleh dasar pemberitaan, kecuali jika itu disebutkan bukan merupakan berita, tetapi opini redaksi atau editorial redaksi maka itu harus dijelaskan dengan sangat jelas hal tersebut adalah opini redaksi atau editorial redaksi. Kita sama sama tahu bahwa etika jurnalistik yang perlu dipatuhi,”paparnya.

Baca Juga: Antisipasi Hoaks Tentang Pemilu 2024, Kemenkominfo RI Siapkan Tiga Langkah Strategis

Ujang Komarudin Sebut Tudingan Ini Dipakai untuk Menjatuhkan Jokowi

Ujang Komarudin, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Indonesia Political Review dan mengajar Ilmu Politik di Universitas Al Azhar Indonesia, mengemukakan bahwa serangan terhadap Pratikno merupakan bagian dari taktik oposisi untuk mengincar Jokowi.

Menurut Komarudin, dengan Pratikno yang dikenal sebagai orang dekat dan dipercaya oleh Jokowi serta bertugas sebagai Menteri Sekretaris Negara selama dua periode, oposisi melihatnya sebagai jalan untuk meraih dan mengganggu Jokowi.

Baca Juga: Survei Indikator: Warga NU Lebih Dukung Capres Pilihan Presiden Jokowi

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh media nasional pada tanggal 4 Februari 2024, Komarudin menguraikan bahwa serangan kepada individu yang berposisi dekat dengan tokoh politik merupakan strategi yang lazim dalam politik, yang mana kedekatan Pratikno dengan Presiden Jokowi menjadikannya sebagai sasaran yang logis bagi oposisi.

"Ada upaya-upaya dari lawan-lawan politik Jokowi untuk menghajar, melumpuhkan, termasuk mengalahkan Jokowi. Salah satu sasaran tembaknya ya Pratikno. Salah satu pintu masuknya ya Pratikno ke Jokowi. Salah satu orang kepercayaan Jokowi," ujarnya kepada salah satu media nasional, Minggu (4/2/2024).

Komarudin turut memberikan pandangannya mengenai perdebatan apakah seorang mantan rektor dapat berperan sebagai operator politik, dengan menyebutkan bahwa situasi seperti itu dapat dianggap benar atau salah, dan menekankan pentingnya memeriksa pernyataan tersebut secara objektif dan kritis. Dia menjelaskan bahwa dalam dunia politik, adanya serangan timbal balik dan usaha untuk mengungguli satu sama lain merupakan sesuatu yang biasa.***

 

Editor: Tatang Adhiwidharta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x