KabarDKI.com - Tak terbayangkan oleh S. Dian Andryanto, tahun 2023 ini, #sayabelajarhidup sudah delapan tahun berjalan. Sejak edisi 1-3 #sayabelajarhidup Empati Simpati Harmoni diluncurkan 6 Desember 2015, dengan segala upaya tiga buku tersebut terbit secara independen.
Kemudian berlanjut pada tahun-tahun berikutnya terbit (juga independen) buku #sayabelajarhidup lainnya: Matur Suksma, Simfoni, Asmaradahana, Pita Garuda, Nyala Nyali, Nusantara Berkisah 1, Di antara Hening, dan Nusantara Berkisah 2: Orang-Orang Sakti. Tidak hanya di Jakarta, buku-buku tersebut diluncurkan pula di Bali dan Yogyakarta.
Tentu saja, hal tersebut berkat dukungan dan sponsor dari beberapa pihak baik perorangan maupun perusahaan yang memberikan kepercayaan supaya buku-buku serial #sayabelajarhidup dapat terus diterbitkan.
Baca Juga: Link Streaming Malam Grand Final Pemilihan Putri Indonesia 2023 Live SCTV dan Vidio
Tak sedikit kemudian yang mempertanyakan bagaimana buku-buku yang diterbitkan independen bisa bertahan dan berkelanjutan terbit sampai hari ini, selama delapan tahun ini. Komunitas pembaca #sayabelajarhidup yang sudah tersebar di berbagai daerah menjadi motor mengapa buku ini terus diterbitkan.
"Jangan lari dari konsep awal #sayabelajarhidup untuk mengasah rasa empati kepada sekitar. Dan, jalin silaturahmi dengan siapapun, termasuk kepada perorangan atau perusahaan yang memberikan kepercayaan buku ini terbit dan tersebar," kata S. Dian Andryanto saat peluncuran buku ke-12 “Pantang Padam" di Jakarta, Sabtu (20/5).
Sebagian besar tulisan dalam status S. Dian Andryanto di media sosial, khususnya di facebook, masih menjadi muatan utamanya. Termasuk buku ke-12 “Pantang Padam" ini. Buku setebal 162 halaman dan memuat 62 tulisan esai ini, sebagai bentuk apresiasi kepada siapapun yang bertahan saat pandemi Covid-19.