Toko Buku Banyak Tutup, Dampak Minat Baca Turun?

- 26 Mei 2023, 15:49 WIB
Toko Buku Banyak Tutup, Dampak Minat Baca Turun?
Toko Buku Banyak Tutup, Dampak Minat Baca Turun? /Pexels/Andrea Piacquadio

KabarDKI.com - Toko buku banyak tutup akibat dampak dari pandemi Covid-19 serta beberapa faktor lainnya seperti menurunnya minat baca. Melihat hal ini, Presiden Direktur Big Bad Wolf, Uli Silalahi mengatakan ternyata peminat dari buku di Indonesia masih cukup banyak.

"Kalau minat baca menurun kayaknya mesti saya cek lagi ya. Karena kita lihat dari kemarin animo yang datang, itu cukup banyak," ungkap Uli dinukil dari Antara.

Menurut Uli, ada beberapa faktor yang menyebabkan peminat buku masih banyak berdatangan ke sebuah pameran. Misalnya saja di Big Bad Wolf, pengunjung bebas membuka bungkus buku dan melihat isinya.

 Baca Juga: Pantang Padam, Luapan Putus Asa Hingga Harapan Para Pejuang COVID-19, Buku ke 12 karya S. Dian Andryanto

“Kalau saya bilang (di toko buku) mungkin kurang variatif pilihannya. Jadi kalau kita dikasih variatif dengan harga terjangkau, mungkin peminatnya banyak,”tambahnya.

“Terus kalau di sini kan kalau mau baca ya baca saja. Buka ya buka saja. Nggak apa-apa. Nah kalau kita ngelihat pas kita mau ambil dijaga-jaga, mau buka nggak boleh kan jadi bingung. Apalagi penjaga bukunya kurang tahu referensi. Tambah bingung lagi. Jadi kayaknya itu sih,” jelasnya.

Meski begitu, Uli mengatakan seluruh masyarakat pun juga masih perlu sama-sama meningkatkan minat baca di Indonesia terutama pada anak-anak.

Misalnya dengan mengubah pola pikir bahwa membaca buku adalah bagian dari gaya hidup. Dengan pola pikir demikian, maka akan semakin banyak masyarakat yang gemar membaca.

“Untuk meningkatkan minat baca, salah satunya kita mengusulkan untuk disarankan di sekolah-sekolah wajib membaca buku. Contohnya seperti di Singapura. Mereka itu masuk di kurikulum. Jadi kalau mau ujian, mereka harus lapor sudah baca buku berapa dan jelasin satu-satu. Nggak ditentukan buku apa,” terang Uli.

 Baca Juga: Toko Gunung Agung Tutup Akhir Tahun 2023, Begini Penjelasannya

Di sisi lain, pendiri pameran buku internasional Big Bad Wolf (BBW) Andrew Yap mengatakan untuk mengajarkan anak-anak gemar membaca, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah memperkenalkan dan membiasakan mereka dengan buku.

“Kalau kamu meletakkan buku di hadapan anak-anak, mereka akan melihat dan tertarik. Jadi seharusnya kita menyadari bahwa jika kita memberi makan perut, maka kita juga perlu memberi makan pikiran kita,” kata Andrew.

“Banyak restoran yang ada di Indonesia. Tapi toko buku? Anda bisa menghitungnya dengan jari. Harusnya toko buku juga banyak. Jadi seharusnya industri ini juga bisa berubah dengan mindset yang berbeda,” sambungnya.

Namun menurut Andrew, saat ini minat anak-anak terhadap buku juga cukup baik. Hal ini terbukti di mana area buku anak-anak hingga kini menjadi yang terbesar di pameran Big Bad Wolf dan buku anak menjadi penjualan nomor satu di pameran buku tersebut.***

 

Editor: Tatang Adhiwidharta

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x