Waspada Nyeri Saat Berhubungan Seksual, Bisa Jadi Tanda Endometriosis

- 8 Maret 2024, 13:00 WIB
Waspada Nyeri Saat Berhubungan Seksual, Bisa Jadi Tanda Endometriosis
Waspada Nyeri Saat Berhubungan Seksual, Bisa Jadi Tanda Endometriosis /Arnelia Triwardini

KabarDKI.com - Bagi para wanita kerap kali merasakan keadaan tidak nyaman saat berhubungan seksual, salah satunya merasakan nyeri perut bagian bawah.

Jika kalian memiliki keluhan tersebut, hati-hati itu adalah tanda-tanda endometriosis. Tak hanya keadaan tidak nyaman saat berhubungan seksual (diapareunia), tanda-tanda endometriosis bisa dikenali dari beberapa gejala seperti nyeri saat haid, (dismenorea), nyeri saat berkemih (disuria), nyeri saat buang air besar (diskezia), nyeri perut bagian bawah, serta nyeri panggul.

Baca Juga: Kulit Kendur dan Double Chin Minggat Berkat Treatment Cellbooster

Endometriosis dikatakan sebagai penyakit bergantung pada estrogen, hormon alami yang diproduksi oleh tubuh pada usia subur. Sehingga pengobatan yang diberikan salah satu pilihannya adalah menggunakan obat yang menekan hormon. Saat ini terapi lini pertama untuk endometriosis.

"Endometriosis merupakan sebuah penyakit radang kronik, bersifat progresif dan memiliki angka kekambuhan yang tinggi, oleh karena itu kita harus melakukan terapi jangka panjang, tujuannya untuk membatasi tindakan bedah yang perlu dilakukan, " terang Dr dr. Kanadi Sumapraja, Sp. oF, Subsp. FER, MSc, Spesialis Kebidanan dan Kandungan serta staf pengajar FKUI -RSCM Jumat, 8 Maret 2024 di Jakarta.

" Ada banyak penderita endometriosis, salah satunya gangguan kesuburan, pasangan jadi sama sekali tidak bisa memiliki anak, " ungkap Dr dr. Kanadi Sumapraja.

Terapi Dienogest

Sementara itu, Dr Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceuticals Bayer Indonesia menjelaskan, terapi Dienogest sangat efektif bagi penderita endometriosis.

" Real World Evidence jangka panjang menunjukkan Dienogest mampu mempertahankan VAS ( Visual Analog Scalel) atau parameter untuk mengukur derajat nyeri pada endometriosis selama 5 tahun. Kemudian, studi ENVISIOeN juga membuktikan bahwa pola pendarahan yang dialami pasien berkurang seiring berjalannya waktu . Ini yang membuat kamu berupaya menyebarkan edukasi terkait kepatuhan berobat, karena hasilnya akan berdampak positif jika pengobatan dilakukan dengan benar, " jelas Dr Dewi Muliatin Santoso.

Halaman:

Editor: Oktafian Wahyu Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x